Selasa, 11 September 2018
Jogja kota sejuta kenangan
Diposting oleh The secret book di 10.27
Yeeehhhhh comeback :D
H-1
H-1
Ara berkali kali
menatap arloji merah yang melingkar ditangan kirinya . Nampak raut wajah gelisah
terpampang jelas di raut wajahnya .
“Arghhhhhh.
Udah jam setengah 11 ini . Ko belum pulang juga sih . Mana belum packing buat
besok” gerutunya dalam hati . Malam semakin larut . Jam sudah menunjukan pukul
11 malam . Nampaknya masih juga belom ada tanda-tanda pulang . Emosi yg semakin memuncak , membuatnya
memberanikan diri menegur atasannya .
“Pak
udah jam berapa ini ? Mau pulang jam berapa ? . Rumah saya paling jauh loh
disini , mana dijalan gelap lagi” cerocosnya pada atasannya yang bertubuh
mungil itu . Ara yg tingginya 167 dan berat badannya 60 kg membuatnya terlihat
lebih besar dibandingkan atasannya yg bertubuh jauh lebih kecil dengan tinggi
160 dan berat badan 50 kg . Untuk ukuran seorang pria , itu termasuk mungil .
‘Selow
sih , ngegass amat” jawab atasannya ketus. Mendengar jawaban atasannya seperti
itu membuat emosi Ara semakin memuncak . Bagaimana mungkin ada seseorang yang
semenyebalkan itu . Ara bukan tidak professional bekerja . Tapi memang waktunya
sudah melebihi jam kerja yang biasanya
pulang jam 10 . Belom lagi , jarak dari rumah Ara ketempat kerjanya , kisaran 1
jam. Selain itu jalan yang dilewati Ara juga gelap . Maklum rumahnya dipelosok
desa , masih minim penerangan.
“Yaudah
terserah luh pak . Gue mau pulang aja . Ini udah ngelewatin jam kerja . Lagian
kan lo tau sendiri rumah gue paling jauh dari yg lain . Rawan lagi . Kalau ada
apa-apa lu mau tanggung jawab hahhh “ Ucap Ara dengan nada kasar sambil berlalu
pergi meninggalkan atasannya yang diam mematung .
Kini Ara sudah berdiri di motor mungil kesayangannya ,
warnanya putih . Memang Ara masih disekitar lingkungan tempat kerjanya . Tapi
masa bodo , mau atasannya menegurnya atau tidak . Karena yang dia tau ,
sekarang sudah bukan saatnya bekerja lagi .
Ia mengambil handhone disaku bajunya . Mengecek whatsapp , seolah menunggu
seseorang membalasnya . Dan benar saja , orang yang ia tunggu membalas pesannya
tak kunjung merespon . Padahal Ara sudah menelponnya puluhan kali saat ia
istirahat tadi . Dan Aara pun sudah spam chat , tapi masih belom ada jawaban
juga . Malam semakin larut . Ara memutuskan untuk melajukan motornya pulang
kerumah . Tersebit keraguan di hatinya , mungkinkah acara besok tetap
terlaksana . Dengan kondisi hari ini yang tak kunjung ada balasan dari seseorang
di ujung sana .
Sementara itu Piya yang sibuk dengan komputernya ,
membuatnya tak menghiraukan suara yg terus berdering dari handphone nya ,
bahakan ia tak mendengarnya sama sekali saking sibuknya berkutat dengan
pekerjaannya . Setumpuk berkas-berkas masih menumpuk dimeja kerjanya . Waktu
sudah menunjukan pukul 11 malam . Dan belum setengahnya dari pekerjaannay yang
terselesaikan . Maklum saja , esok dia hendak cuti selama seminggu , sehingga
boss nya membuatnya bekerja sampai larut malam .
“Akhirnya
selesai juga “ Ucapnya , Tepat di jam 2 pagi . Piya memijit lehernya berkali
kali . Pegel . Itu yang kini dia rasakan . Dan tentu saja rasa kantuk
menyelimutinya . Tak banyak membuang waktu , ia langung berpamitan kepada
bosnya dan bergegas pulang kerumah .
Piya mengambil handphone dilaci meja kerja nya. Semenjak
tadi ia masuk kerja , tak sekalipun ia menyentuh hp kesayangannya itu . Ia
ingin cepat menyelesaikan pekerjaannya . Betapa terkejutnya , saat mengecek hp
nya , ada 37 panggilan tak terjawab dan 80 spam chat .
“Siapa
ini yang ngehubungin sebanyak ini “Pikirnya dalam hati .
Langsung saja setelah ia tau siapa yg menghubuhnginya
sebanyak itu , ia langsung menelpon kembali orang itu .
“Hallo “
ucap seseorang di seberang telpon dengan suara parau seperti orang yang masih
tidur .
“Ada
apa ra nelpon ? Sorry tadi piya lagi kerja , mangkannya ngga sempet angkat “ Ucap pia dengan seseorang yang masih
setengah sadar itu . Dan tentu saja dia adalah Ara .
“Ngga ,
gue Cuma mau nanyain gimana besok otw jadi ngga ? abis lu ngga ada kabar sih “
jawab Ara
“Iya
jadi lah”
“Oke”
langsung ditutupnya telpon itu oleh Ara
Ara yang sebelumnya masih setengah sadar . Bergegas cuci
muka ke kamar mandi . Ara lupa , belum packing sama sekali . Mungkin lebih
tepatnya bukan lupa , ia menunggu kabar dari Piya dulu . Takutnya ia sudah
packing , tapi piya malah membatalkan acara yg sudah direncanakan mereka berdua
rencanakan dari setahun sebelumnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar