Selasa, 11 September 2018

Jogja kota sejuta kenangan

Jogja kota sejuta kenangan

Yeeehhhhh comeback :D


H-1


Ara  berkali kali menatap arloji merah yang melingkar ditangan kirinya . Nampak raut wajah gelisah terpampang jelas di raut wajahnya .
                “Arghhhhhh. Udah jam setengah 11 ini . Ko belum pulang juga sih . Mana belum packing buat besok” gerutunya dalam hati . Malam semakin larut . Jam sudah menunjukan pukul 11 malam . Nampaknya masih juga belom ada tanda-tanda pulang .  Emosi yg semakin memuncak , membuatnya memberanikan diri menegur atasannya .
                “Pak udah jam berapa ini ? Mau pulang jam berapa ? . Rumah saya paling jauh loh disini , mana dijalan gelap lagi” cerocosnya pada atasannya yang bertubuh mungil itu . Ara yg tingginya 167 dan berat badannya 60 kg membuatnya terlihat lebih besar dibandingkan atasannya yg bertubuh jauh lebih kecil dengan tinggi 160 dan berat badan 50 kg . Untuk ukuran seorang pria , itu termasuk mungil .
                ‘Selow sih , ngegass amat” jawab atasannya ketus. Mendengar jawaban atasannya seperti itu membuat emosi Ara semakin memuncak . Bagaimana mungkin ada seseorang yang semenyebalkan itu . Ara bukan tidak professional bekerja . Tapi memang waktunya sudah melebihi jam kerja  yang biasanya pulang jam 10 . Belom lagi , jarak dari rumah Ara ketempat kerjanya , kisaran 1 jam. Selain itu jalan yang dilewati Ara juga gelap . Maklum rumahnya dipelosok desa , masih minim penerangan.
                “Yaudah terserah luh pak . Gue mau pulang aja . Ini udah ngelewatin jam kerja . Lagian kan lo tau sendiri rumah gue paling jauh dari yg lain . Rawan lagi . Kalau ada apa-apa lu mau tanggung jawab hahhh “ Ucap Ara dengan nada kasar sambil berlalu pergi meninggalkan atasannya yang diam mematung .
Kini Ara sudah berdiri di motor mungil kesayangannya , warnanya putih . Memang Ara masih disekitar lingkungan tempat kerjanya . Tapi masa bodo , mau atasannya menegurnya atau tidak . Karena yang dia tau , sekarang sudah bukan saatnya bekerja lagi .
Ia mengambil handhone disaku bajunya  . Mengecek whatsapp , seolah menunggu seseorang membalasnya . Dan benar saja , orang yang ia tunggu membalas pesannya tak kunjung merespon . Padahal Ara sudah menelponnya puluhan kali saat ia istirahat tadi . Dan Aara pun sudah spam chat , tapi masih belom ada jawaban juga . Malam semakin larut . Ara memutuskan untuk melajukan motornya pulang kerumah . Tersebit keraguan di hatinya , mungkinkah acara besok tetap terlaksana . Dengan kondisi hari ini yang tak kunjung ada balasan dari seseorang di ujung sana .


Sementara itu Piya yang sibuk dengan komputernya , membuatnya tak menghiraukan suara yg terus berdering dari handphone nya , bahakan ia tak mendengarnya sama sekali saking sibuknya berkutat dengan pekerjaannya . Setumpuk berkas-berkas masih menumpuk dimeja kerjanya . Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam . Dan belum setengahnya dari pekerjaannay yang terselesaikan . Maklum saja , esok dia hendak cuti selama seminggu , sehingga boss nya membuatnya bekerja sampai larut malam .  
                “Akhirnya selesai juga “ Ucapnya , Tepat di jam 2 pagi . Piya memijit lehernya berkali kali . Pegel . Itu yang kini dia rasakan . Dan tentu saja rasa kantuk menyelimutinya . Tak banyak membuang waktu , ia langung berpamitan kepada bosnya dan bergegas pulang kerumah .
Piya mengambil handphone dilaci meja kerja nya. Semenjak tadi ia masuk kerja , tak sekalipun ia menyentuh hp kesayangannya itu . Ia ingin cepat menyelesaikan pekerjaannya . Betapa terkejutnya , saat mengecek hp nya , ada 37 panggilan tak terjawab dan 80 spam chat .
                “Siapa ini yang ngehubungin sebanyak ini “Pikirnya dalam hati .
Langsung saja setelah ia tau siapa yg menghubuhnginya sebanyak itu , ia langsung menelpon kembali orang itu .
                “Hallo “ ucap seseorang di seberang telpon dengan suara parau seperti orang yang masih tidur .
                “Ada apa ra nelpon ? Sorry tadi piya lagi kerja , mangkannya ngga sempet angkat  “ Ucap pia dengan seseorang yang masih setengah sadar itu . Dan tentu saja dia adalah Ara .
                “Ngga , gue Cuma mau nanyain gimana besok otw jadi ngga ? abis lu ngga ada kabar sih “ jawab Ara
                “Iya jadi lah”
                “Oke” langsung ditutupnya telpon itu oleh Ara

Ara yang sebelumnya masih setengah sadar . Bergegas cuci muka ke kamar mandi . Ara lupa , belum packing sama sekali . Mungkin lebih tepatnya bukan lupa , ia menunggu kabar dari Piya dulu . Takutnya ia sudah packing , tapi piya malah membatalkan acara yg sudah direncanakan mereka berdua rencanakan dari setahun sebelumnya

Previous Post Next Post Back to Top